Kamis, 11 Januari 2018

Eksplorasi Khas Eva Celia

Semua sepakat Eva Celia merupakan penyanyi yang dapat membius pendengarnya di album And It So Beginning. Bagaimana tidak, darah seni mengalir deras kepada putri sulung Indra Lesmana dan Sophia Latjuba tersebut.

Apa yang akan dirasakan Eva Celia punya kakek seorang Jack Lesmana, seorang idola Jazz pada era 60's. Jack Lemmers nama yang ia ambil dari nama ayahnya yang juga diadopsi oleh orang Belanda. Pada tahun 1960, namanya berubah sesuai anjuran Soekarno soal indonesianisasi nama-nama, Lesmana menjadi nama yang kita tau sampai saat ini.

Rupanya Soekarno dan Jack memiliki kedekatan, apa lagi soal musik ngak-ngik-ngok (Rock n' Roll-red) yang Soekarno bilang merupakan salah satu imperialisme budaya barat. Akhirnya Jack Lesmana dan Orkes Irama memainkan lagu 'Mari Bersuka Ria dengan Irama Lenso' yang lebih kental dengan budaya ketimuraran.

Sepertinya Eva Celia tidak takut kehabisan gen seniman, sang nenek, Nien Lesmana rupanya seorang penyanyi yang cukup populer dengan lagunya 'Menanti di Bawah Pohon Kamboja' ditahun yang sama ketika Jack Lesmana pamornya naik sebagai idola jazz.

Produser bertangan dingin, Mira Lesmana pun masih satu darah dengan Eva Celia, Mira mendirikan Miles Production pada tahun 1996, dan berhasil memproduksi film seperti Ada Apa Dengan Cinta? (AADC), Petualangan Sherina dan Laskar Pelangi.

Karier Eva Celia pun tidak langsung terjun kedunia musik, ia pernah membintangi film Pendekar Tongkat Emas (2014) yang diproduksi bibinya tersebut. Nyatanya Indra Lesmana membebaskan untuk Eva Celia berkarya melalui musik. Dalam penggarapan album And So It Beginning, menggambarkan dirinya sendiri dan menuliskan lagu tersebut dengan bahasa Inggris.

Walaupun kita tahu, Indra Lesmana merupakan teknisi perekam suara mempuni, tapi ia tidak memegang penuh kendali. Eva Celia diberikan ruang besar untuk memimpin penggarapan albumnya tersebut.

Banyak sisi eksplorasi para pemain session nya untuk mengisi kekhasan bermusik dan bermain solo di lagu-lagu tersebut. Sebutlah pada lagu 'Reason' drum yang jazz tidak terlalu grove, piano yang dapat mengiringi suara khas Eva Celia pas untuk disajikan ketika kuping mulai merindukan gumaman syahdu.

Selasa, 14 Februari 2017

Dilan di Akhir Zaman

"Jangan Rindu, ini berat. Kau tak akan kuat. Biar aku saja." - Dilan 1991

Sepertinya lelaki yang dijuluki 'panglima tempur' itu hanya asyik di zaman 90's saja. Kisah Dilan di zaman 1991 menceritakan tentang petualangan, pertengkaran, pa rindu-rindu, marahan, nongkrong di warung bi Eem, boncengan memakai motor CB bagong, keliling kota Bandung dan upacara menyambut perpisahan.

Kisahnya yang bikin baper dan meleleh kebanyakan orang nyatanya tertular sampai zaman sekarang. Mereka ada, dan berlipat ganda. Bagiku cerita Dilan hanya menarik pada zaman itu saja, tidak di zaman sekarang. Nyatanya, banyak yang mencari Dilan di Akhir Zaman.

Dilan tidak akan menarik hidup di zaman sekarang. Kalau dulu dia memakai motor CB kebanggannya, mungkin di tahun 2017 dia akan memakai motor N-MAX andalan. Jeans lusuh nya akan digantikan dengan Boomber Jacket kebanggan ABG jaman sekarang. Kebiasaan nongkrongnya pun jadi teralihkan, tidak membeli rokok atau menyeduh kopi buatan kang Ewok, melainkan menggabungkan antara rokok dan minum kopi. menghisap Vape liquid rasa cappucino.

Kita tidak akan lagi disajikan cerita baper, seperti kalimat

"Kamu cantik, tapi aku belum mencintaimu. Gatau kalau sore, tunggu saja."

Pada zaman itu, dia hanya memikirkan cinta karena masih SMA. Tidak seperti zaman sekarang. Yang ada, mungkin Dilan akan mengganti quotes nya dengan

"Kamu cantik, tapi aku belum wisuda. Gatau kalau semester depan. Tunggu saja."

Dalam buku Dilan, kita tidak pernah tau apakah Dilan suka remedial? Kenapa dia masuk SMA, kenapa tidak masuk Madrasah Aliyah saja? Mungkin kalau Dilan tawuran dengan sekolah lain, ketika Akew megang gear motor, Burhan megang sabuk kulit, cuman Dilan doang, yang megang amanah. Yang jelas, ibu Dilan tidak pernah ngambil rapotnya di sekolah.

Mencari Dilan dizaman sekarang memang susah. Bagi kalian yang mengidamkan sosok Dilan, percayalah, tak akan ada orang yang percis seperti dia. Kita semua tidak bisa menirukan kebiasan seperti Dilan. Kalaupun bisa, hanya satu sampai dua hari saja. Selebihnya, gatau kalau sore. Tunggu saja.

Kita adalah tokoh utama didalam cerita kita sendiri. Apapun motormu, itulah kendaraan yang akan mengantarmu berpetualang. Apapun jaketnya, walaupun bukan jeans lusuh, itulah balutan kehangatan untuk dibadan. Dan kalau mencari Milea, itu tidak ada. Milea kita adalah pilihan kita sendiri, bukan pilihan Dilan. Cintai pasanganmu selagi ada. Karena Milea pada akhirnya tidak dengan Dilan.

Untuk lelaki yang suka denger wanitanya bilang "pengen punya pasangan kaya Dilan ih." Sabarlah. Dia butuh pelukan, lalu bisikan "Unfollow akun dilan1991 di Instagram ya, bisi hubungan melenggang. Mending kita gandengan tangan, tanpa ada sosok Dilan."

Dilan setiap orang memang berbeda, Milea juga. Tapi aku adalah tokoh dicerita bukuku sendiri. Dan kita gatau ending nya kaya gimana. Kita tidak harus seperti Dilan yang akan berakhir dengan Milea. Hanya tuhan dan kita yang tau.

Sama seperti menaiki angkot, hanya tuhan dan supir angkot yang tahu kapan mobil itu akan berbelok. Dan hanya tuhan dan kita yang tahu kapan hubungan kita akan berbelok juga. Tapi jangan menunggunya dengan resah. Yang harus kita lakukan adalah genggam pasangan kita erat-erat, terguncang didalam bersamanya, dan turun ketika sampai tujuan.

Rndy 2017. Suka quotes "Jangan KKN, ini berat, kau tak akan kuat. Biar aku saja."

Selasa, 07 Februari 2017

Magang Dibalut Tegang

Subuh tadi aku buka Tumblr. Pas scroll kebawah ada tulisan Awallina tentang cerita asiknya tentang kelompok lima. Aku baru teringat, akupun punya cerita serupa soal Magang di Suaka. Langsung saja.

Lelaki berkacamata itu hanya duduk dan memperhatikanku ketika membacakan nama anggota kelompok beserta mentornya di lantai teratas gedung SC. Beberapa orang lain di pinggirnya pun hanya termenung menunggu sambil menggenggam telepon selulernya. Tersisalah 5 orang yang duduk agak berjauhan yang menjadi anggota kelompokku. Mereka adalah Akhmad, Agnes, Anggi, Devi dan Aang.

Mereka adalah anggota kelompokku selama Magang di Suaka. Baru kemarin mereka menyelesaikan tugas Majalah kelompoknya sambil dipresentasikan depan para teman-temanku di Suaka. Aku tak sempat kedalam, hanya memberi semangat dan menepuk tangan mereka bergiliran.

30 menit berlalu, mereka keluar dengan teriakan "Salam Pers Mahasiswa!". Aku terbangun dari kursi yang sempat aku duduki dan menghampiri mereka. Kata mereka majalah kelompok banyak kurangnya. Gapapa, ini karya pertama kalian. Semoga kedepannya kalian semakin edan.

Aku teringat sesuatu ketika Magang. Dulu, aku hanya anak salah jurusan yang nekat ikut Magang. Harusnya aku gak ikut Suaka. Lebih faedah aku membuat Himasalju (Himpunan Mahasiswa Salah Jurusan). Beruntunglah aku, punya teman kelompok delapan seperti Machally, Mila, Laura dan Galih. Mereka sangat membantuku menjalani masa Magang selama satu semester. Mereka semua cerdas dan tekun menjalani Magang, makannya aku gamau kalah dari mereka. Sayangnya Mila gak lanjut, padahal dia teman liputan pertamaku sampai larut malam. Semoga makin ketje dengan sastra yang kamu tekuni sekarang, ya Mil.

Oiya, dulu aku dimentori Fitri, pas dia masih jadi anak Iklan. Sebelum melejit menjadi Pemimpin Perusahaan kaya sekarang. Mie yamien Antapani rekomendasi dia juga enak. Terimakasih Fitri. Dia engga sendiri pas ngementorin. Dia ditemani Isthi, dulu dia ngementoran masih menyon kerudungnya, perkataannya juga tajem. Mungkin saking tajemnya, kalau dia omelin buah Apel, itu buah bisa ngupas sendiri. Saking tajemnya mulut dia. Tapi sekarang Isthi jinak. Engga berbisa lagi. Berkat dicekok pake obat japati sambil dibisikin "Love You Aisia".

Aku beruntung punya mereka. Kalau bukan karena Machally, aku gatau harus ngelakui apa. Kalau bukan karena Mila, aku engga bisa semangat pas Magang karena dia yg sering kasih wejangan. Kalau bukan karena Galih, aku gabisa se iri dan dengki kaya sekarang. Rambut dia lemes banget soalnya. Kalau bukan karena Laura, mungkin aku lelet dan santai, karena cuman dia pengingat deadline ter-ramah. Semoga kalian makin dambaan di divisi Litbang serta menjadi andalan untuk Suaka kedepannya. Aku mengandalkan kalian.

Terimakasih juga untuk mentor yang selalu bantuin kita dulu dari garap majalah kelompok sampai rela mendengarkan keluhan ketika aku bingung ketika liputan. Semoga kesabaran kalian berujung kebahagiaan. Selamat menjalankan kepengurusan yang sekarang. Mari sirkulasi, dengan keinginan hati.

Untuk anak-anakku kelompok satu, jangan seperti Magangku dulu. Kalau gangerti diem. Kalau liputan bingung. Kalau diskusi gak baca dulu. Kalau mau berbaur suka minder karena engga ngerti kejurnalistikan. Aku yakin kalian bisa melewati tahap Magang penuh keanyingan ini. Jangan pasikut-sikut dengan teman kelompok sendiri, mari saling beriringan ke jalan yang semestinya. Seperti kelompokku dulu, aku tidak ditinggalkan walaupun tidak faham kejurnalistikan.

Saling bantu kalau ada kesulitan. Percayalah, kalian akan ditolong kalau sewaktu-waktu kalian nolong orang juga. Tekuni tiga bulan kedepan, aku dan Ocha selalu ada untuk kalian. Jangan sungkan untuk bertanya dan main ke sekre ya. Suaka tidak mengerikan, yang mengerikan hanya liputan ke gedung rektorat lalu diusir karena rambut gondrong dan celana sobek.

Selamat menempuh Magang kelompok satu. Selalu berikan hal terbaik untuk ditunjukan. Mari berebut dengan kelompok lainnya untuk mendapatkan golden ticket. Jangan remehkan teman kalian. Kalau bukan karena mereka, kamu bukan apa-apa.

Mentormu : Dilan. MC PJMTD

Senin, 30 Januari 2017

Dari Cijolang, Menuju Pelaminan

Beberapa hari lagi dia mengikuti kegiatan sakral penuh faedah, yaitu KKN. Kuliah Kerja Nyata ini hukumnya wajib. Setara sama solat Dzuhur. Dia bakal lama disana. Sebulan lamanya. Andaikan KKN secepat ngabisin kuota 2GB telkomsel, aku tidak se khawatir ini kepadanya. Langsung saja.

Namanya Isthiqonita. Hobinya diboncengin. Gak suka kalau motornya dipake ugal-ugalan dijalan, lebih gasuka lagi kalau aku ngebonceng cewek yang lebih cantik sambil "mainin rem depan". Beberapa hari kemaren dia sudah kumpul kelompok dan survey tempat KKN. Di Cijolang, Garut. Katanya lurah disana itu saudaranya. Jadi dia punya orang dalam. Hal itu memudahkan dia untuk makan dan tidak khawatir menjaga popoean dari kejahatan oknum. Semoga teman-temannya cepat tau kalau se isi Garut itu saudaranya dia semua. Garut sungguh sempit, tuhan.

Banyak mitos yang terjadi ketika KKN baik yang baik maupun yang buruk. Bagi mahasiswa semester 6 yang minim pemahaman soal KKN aku tidak kaget. Biasa aja. Tapi ada yang menggangguku akhir-akhir ini. Sahabatku yang kuliah di kampus terkemuka di Jatinangor bercerita kalau dia sudah putus hubungan dengan pacarnya gara-gara KKN. Bahkan, 6 temannya pun mendapat kutukan yang sama, yaitu putus. Itu terbukti di akun Instagtam pribadi milik sahabatku. Koleksi PhotoShot yang di upload dengan caption romantis itu sudah tidak mejeng di galery pribadinya. Yang tersisa hanya foto selfie diracik dengan wajah yang dikotak-kotakan.

Ternyata aktivitas baik seperti mengabdi kepada masyarakat dan mengimplementasikan keilmuan kita pun bisa berujung putus cinta. Bahkan, ada cerita yang lebih parah lagi. Mantan PU Suaka ber rambut pomade itu bilang, teman KKN nya yang sudah menjalani bahtera hubungan selama 4 tahun kandas karena menjalani KKN selama 1 bulan dan menikah setelahnya. Kalau Dilan benar-benar ada, mungkin dia bakal bilang "Jangan KKN, ini berat. Biar aku aja."

Isthi akan KKN nanti, semoga dia tidak tertimpa mitos hubungan kandas setelah KKN. Bagiku, KKN adalah modus yang terstruktur. Para calon KKN diberi wadah yaitu rumah warga sekitar untuk berkumpul dan saling tahu satu sama lain.

Ada 5 mitos di dunia yang wallahualam bisowaf kebenarannya, yaitu :
1. Naga hidup pada masa dinasti Cina
2. Menyisir rambut selama 3x didepan cermin dan hanya diterangi lilin akan mengundang makhluk astral
3. Cewek posting foto dengan caption 'delete soon'
4. Kalau nasi tidak dihabiskan, nasinya bakal nangis
5. Hubungan menjadi langgeng setelah KKN

Dia bilang, tengokin aku di Cijolang ya ren. Aku bilang jangan pake parfum mahal, takut ada yg kepincut. Dia bilang, jangan genit ke cewek lain selama aku KKN. Aku bilang jangan dandan berlebihan. Terlihat cantik untuk oranglain lebih mengerikan, sayang.

Mungkin ketika dia KKN dan aku chat dia, bakalan beda.
Aku chat jam 07.00 dia harus bales jam 07.01. Kalau aku bales chat dia jam 07.02 dia bales jam 07.03. Kalau aku bales dia jam 07.04 lalu dia membalas jam 07.06, pas jam 07.05 dia kemana? Selingkuh? Lagi ngobrol dengan cowok lain? Nyeseuh bersama sambil ngobrolin kegiatan disana? Saling mengakrabkan dengan cowok lain? Chat posesif itu belegug, tapi sweet moment.

Untuk Cijolang, jaga Isthi dari godaan cowok terkutuk yang mengambil kesempatan mengajaknya ke pelaminan. Untuk Isthi, jaga Cijolang tetap aman dan tidak menyebarkan kebaperan. Aku selalu menunggumu di tempat yang sama. Bukan sebagai rumah tempat kamu pulang. Sepertimu, aku tempat untukmu menetap. Tempat terasyik ketika ingin perpetualang. Semua akan "aduh anying iyeu kumaha" pada waktunya.

Selamat mengabdi di ranah sosial. Lakukan dengan penuh keikhlasan dan ke Nahdatul Ulamaan. Aku mengandalkanmu. Jagoanku.

Dari : Dilan. Rendy ketang

Sabtu, 07 Januari 2017

Dia adalah Isthiku

Namanya Isthiqonita. Jenis kelamin semi perempuan. Gadis yang sedang aku incar. Umurnya satu tahun tiga bulan lebih tua dariku. Baru kemarin makan sukro. Dan gasuka sama dus Tango, kalau aku pukul di kepalanya.
Dia asli Garut. Daerah yang hanya memiliki dua lampu merah dan Mall nya sebesar Griya Cinunuk. Anak bungsu dari enam bersaudara yang lahir dari rahim Ibunya yang berlogat sunda lemes. Supirnya suka panggil dia 'neng Isthi'. Kalau aku panggil dia sayang. Sayang, dia pendek. Kalau jalan bersamaan dan ngobrol dia setara dengan ketekku. Gapapa, aku pake deodorant.
Dia sangat menjunjung tinggi kesetaraan dan keadilan. Mungkin kalau dia hidup di zaman PKI, dia bakal ikut Gerakan Wanita Indonesia (Gerwani), bukan ikutan Pers Mahasiswa.
Sudah beberapa bulan kita deket. Hobinya nonton film barat. Dan gapernah beli pop corn. Katanya sih mahal. Mending dibeliin kosmetik Jafra kakak nya, itung-itung bantu. Tapi gamau di promosiin di Instagram pribadinya. Gatau kenapa. Aku saranin dia harus main sama Awkarin. Biar tau gimana caranya promosiin barang dengan like yang bejibun sambil foto udelnya keliatan.
Isthi sama seperti gadis Garut pada umumnya yang suka gengsi. Waktu itu, pernah kita jalan berdua di SC liat cewe abis ikutan lomba hijab. Mukanya lucu, rasanya pengen memiliki dia seutuhnya.
"Lucu banget dandanannya ya, pake kulot lagi, cocok banget" Kataku.
"Hmmmmm"
"Kok diem?"
"Gak"
"Sini aku rangkul"
"Rangkul aja sana cewe tadi yg kamu bilang dandanannya lucu!" Ucap Isthi kesal, dengan ekspresi muka oriental Malangbongnya.
Diamah gitu. Kalau cemburu suka diem. Sama kaya cewe yang lain. Ah, biasalah cewe. Cemburunya Lillahita'ala.
Beberapa hari kemarin kita pergi ke Gramedia, sebelumnya ATM kakaknya diblokir. Karena salah ngetik PIN katanya. Padahal cuman 6 digit, gimana kalau ngetik PIN banyaknya kaya asmaul husna coba. Dia panik, tapi lebih panik kalau liat aku senderan ke bahu cewe lain.
Isthi emang suka baca. Dikosan nya lebih banyak buku ketimbang kosmetik. Lebih mahal buku terbitan Ultimus: Sejarah Gerakan Kiri Indonesia ketimbang pembersih mukanya sendiri. Tapi ada satu kosmetik yang setara dengan buku itu. Lipstik nya seharga 200 ribu. Warnanya cerah. Kaya lampu merah di stopan Cicaheum. Ah, dia mah gitu. Lebih suka mempertebal membran otaknya dengan bacaan ketimbang mempertebal mukanya dengan bedak bayi Cusson Baby.
Itulah cara dia yang aku selalu suka sama Isthi. Dia pintar kalau kita lagi debat. Apalagi kalau masalah politik, gender dan pemberitaan media. Aku selalu kalah. Tapi kalau masalah milih warna kerudung, aku paling jago. Dia selalu sibuk ngurusin pemerintah, padahal kerudungnya sendiri masih sering menyon. Aku tertawa, sedangkan dia diam. Lagi nyiapin jawaban tandingan mungkin.
Katanya, dia ingin jadi Bupati Garut. Pilihan itu makin mantep ketika dia terpilih menjadi Pemimpin Umum Suaka. Kata dia, nyalon jadi PU udah dan kepilih, tinggal nyalon Bupati. Aku sering nyaranin dia buka Fotocopyan di Garut. Soalnya jarang. Dia kekeuh gamau. Aku saranin dia kerja di BNI. Seketika dia diam. Terus aku lanjutin omongan aku.
"Iya, mending kamu kerja di BNI. Bantuan Ngadagoan Imah" Dia ketawa. Sedangkan aku kecewa.
Aku selalu menyukainya, bukan karena dia pintar debat atau sering bahas Gus Dur ketika lagi makan berdua. Karena dia bisa jadi lebih baik lagi. Bukan lebih baik dari oranglain, melainkan lebih baik dari dirinya yang sebelumnya.
Bagi dunia, dia hanyalah seseorang. Tapi bagi seseorang, dia adalah dunianya. Duniaku.

Rndy. 20thn. Keahlian: tahan disakitin

Rabu, 21 September 2016

Siapa yang kriminal? Jeansku?

"Kalau kamu suka cowo rapih dan berpenampilan menarik, aku mundur. Kalau kamu cari cowo yang betah lama-lama pake jeans sobek sampe kucel dan bau selangkangan tapir, aku maju paling depan."

Sebagian orang melihat sifat seseorang hanya dari penampilannya saja. Padahal penampilan hanyalah kedok. Cerminan diri adalah hati, bukan penampilan garang yang tak tahu diri. Aku bosan dibilang 'preman, brandalan, ataupun pelaku kriminal akhir zaman.' Bagiku, berpenampilan menarik bukan soal rapih saja, tapi kenyamanan. Aku punya beberapa celana bagus, celana bagus yang aku maksud bukan yang baru. Melainkan yang tidak ada sobeknya. Aku punya celana bahan, tapi gak enak dipake. Aku punya celana chino, tapi gak mewakili diri. Aku lebih nyaman pake jeans sobek. Gapapa lutut kaki dan kulitku jadi hitam areng juga. Karena aku mencintainya.

Menyukai jeans yg sobek pun ibarat cinta. Ketika cinta sudah melekat, tai kotok pun bagaikan coklat. Emang iya gitu, sejelek apapun orang bilang tentang penampilan, tetap saja kalau didasari cinta bakal suka. Aku ibarat "Aa Kegoblogan" yang setiap hari kuliah ke kampus Islam memakai penampilan yang gak wajar. Ibuku juga bisa dibilang Ustadzah, masa anak nya kaya gini? Mungkin mama juga berfikiran sama kaya aku. Tapi dia sabar dan tegar. Terimakasih sudah mengerti kemaun anakmu dan tidak mendengarkan omongan ibu-ibu yg sering ngaji tapi pas pulang ghibah sana-sini. Laknat aja tuhan!

Untuk orang-orang yang beranggapan penampilan preman adalah kriminal, aku bakalan kasih tau: Aku memang belum baik, tapi aku gamunafik. Jangan sangkutin soal hal kuliah sama penampilan, tolong. Jangan usir aku dari kelas ketika dosen gamood liat aku pake celana sobek. Aku gak ngelakuin kesalahan apapun. Kuliah aku bayar, tugas aku kerjakan, aku gangecas HP pas dosen menerangkan, aku gamaling pulpen teman, aku gapernah ngancem teman untuk beli jajanan. Percayalah, aku berusaha menolong seseorang setiap harinya. Walaupun hanya dengan canda dan senyuman.

Jangan memandang remeh orang yang berpenampilan nya tidak menarik. Ada banyak hal yang bisa aku lakukan. Ada banyak hal juga yang bisa kalian kerjakan dari pada mengomentari urusan berpakaian. Sadarlah! Otak kalian yang kriminal, menilai kami seenaknya tanpa bukti yang pasti. Bagiku, jeans ini teman sejati. Pakai jeans baru tapi masih terbiasa memakai jeans yang lama itu ibaratkan cukur rambut yang sudah gondrong. Karena sesuatu yang tumbuh kembali, rasanya tak lagi sama.

Jadi, siapa yang kriminal?

Aku?

Atau,

Otak Kalian?

Siapa yang kriminal?

Siapa yang kriminal?

Siapa yang kriminal?

Minggu, 26 Juni 2016

Janji suci, yang paling dinanti.


Kemarin malam tepatnya aku dan ke tiga srikandi Suaka, Nuru si tiung nyengeyeng, Ola si feminim (hmmm) dan Ima ladies bobotoh Persib never die zalawazna, pergi ke parkiran TSM untuk melihat diskonan supaya bisa dipakai untuk hari raya. Tapi kenyataan nya kita gak beli apa-apa karena uang lembaga yang dipegang Nuru gak dikeluarin untuk beli baju lebaran hehe engga deng becanda. Kita gak beli soalnya barangnya biasa aja, dan kita lebih suka liat-liat sambil pegang barang dan bilang "ihhh lucu ya." Padahal gabeli, memalukan.

Tidak lama berputar di tempat yang itu-itu aja, akhirnya kita pergi ke Ramadhan Fashion Market yang ada di dalam Mall. Walaupun tujuan nya sama, hanya melihat lihat yang bagus dan juga lihat Yovie and Nuno tampil. Katanya.

Sewaktu aku masuk ke tempat diskon nya kaum hijabers, aku sempat kaget. Karena kebanyakan yang datang cewe kaum hijab gitu, dan jarang ada cowo. Apalagi cowo gondrong kumel bercelana sobek. Tapi aku pede karena ketiga temanku berhijab, dan mereka taat.

Ketika kami sedang asyik melihat barang yang lucu dan murah tapi gadibeli, kita mendengar ada suara yang gak asing. Gak asing untuk cewe, tapi bagiku asing.

"Dengarkanlah... Wanita pujaanku."

"AAAAAAAA!!! IHH YAAMPUN!! Lalu disusul teriakan wanita seusiaku dan cepat-cepat berlari ke arah kerumunan orang yang ada di pinggir panggung, saat mendengar Dikta personil Yovie and Nuno bernyanyi.

Naluri ketiga temanku langsung mendekati arah suara itu muncul, dan seketika jalan mereka jadi cepat. Benar saja, itu suara Dikta. Mereka terlihat antusias melihatnya bernyanyi yang baru satu bait lirik. Dan tau engga? Dikta dan personil Yovie and Nuno yang lain mengajak cewe naik ke atas panggung dan menemaninya untuk bernyanyi. Entah dia berbuat amalan apa, tapi kayaknya dia seneng banget diajak naik keatas panggung oleh idolanya. Apalagi dapet bonus dirangkul, dipegang hidungnya, diusap kepalanya. Ah, pacar si cewe itu pasti cemburu. Aku bisa merakannya wahai sahabat, akui saja.

"Ihh cewe itu beruntung bangetlah ren." Ujar Nuru. Padahal aku tau dia iri dan dengki ke cewe itu. Karena bukan dia yang diajak naik ke atas panggung.

"Iya ih Dikta ganteng banget kalau aselinya ya." Kata Ima. Aku yang sering kehebos hasep Damri cuma meng iyakan apa yang dia bilang.

Berbeda dengan Nuru dan Ima, Ola hanya diam dan memperhatikan. Kayaknya dia gasuka cowo deh. Ah, entahlah.

Setelah kita terpana liat dia nyanyi satu bait lirik di pinggir panggung, akhirnya kita beranjak nonton dia dari tengah panggung. Walaupun nontonnya gak begitu dekat, karena banyaknya cewe yang udah siap mengangkat tangan untuk merekam momen idolanya dengan smartphone mereka. Kayaknya mau di apdet deh, pasti.

Ada yang unik saat kita ber empat disela-sela menonton mereka. Di depan kita ada cowo yang kayaknya seneng banget liat Yovie and Nuno manggung. Entah dia ngefans sama semua personil grup band nya, atau mungkin cuma liat Dikta yang ganteng seperti kebanyakan cewe lainnya. Aku gatau. Tapi dia seringkali bernyanyi bareng dan teriak paling kencang agar didengar sang idola.

Aku, Nuru, Ima dan Ola cuma tertawa sambil menunduk melihat kelakuan si "Aa itu". Aku merasa terasingkan di kerumunan tersebut. Bagiku, penampilan sangar ditambah rambut gondrong tidak harus menonton Yovie and Nuno. Itu terlalu menye. Dan aku bernyanyi Janji suci karena terbawa suasana sekitar.

Entah apa yang dirasa, tapi setiap aku tahan mulut ini untuk menyanyi, hati ini selalu berontak. Seolah hati kecil berteriak "lepaskan Rendy! Aku ingin bernyanyi, lepaskan!". Karena aku gakuat menahan, akhirnya aku nyanyi jaim sambil nunduk. Dan asal kalian tau? Nyanyi Janji Suci bikin hati lega, sumpah.

Diakhir penampilan nya, Yovie bilang: "Kita adalah grup band yang lagunya paling sering diputar di acara nikahan tanpa royalti." Dan semua yang nonton tertawa. Ternyata benar juga ya Janji Suci lagu paling diminati diacara nikahan.

Dan sempat terbesit dibenak ku, ketika aku menikah nanti, apakah lagu Janji Suci itu ada di pernikahanku nanti? Atau mengundang Yovie and Nuno nya langsung? Bagaimana cinderamata nya nanti ya? Apakah makanan resepsi pernikahanku juga enak atau seperti hajatan nikahan yang sate sapinya kadang keras? Pertanyaan itu berputar dalam kepalaku. Dan aku menemukan jawaban.

Semoga usahaku sekarang tidak sia-sia sehingga menjadi ladang amal dan rezeki dikemudian hari. Entah siapa yang akan mendampingi nanti, tapi yang jelas tugasku adalah berusaha dan berdoa. Karena kita gatau usaha mana yang akan berhasil. Dan kita juga gatau do'a mana yang akan di kabul. Keduanya sama. Perbanyaklah.